4 Mei 2011

Memahami Tipu Daya Musuh


Orang yang menghadapi musuh Islam dan ingin menghancurkan kebatilan tidak boleh mengesampingkan pandangan Allah terhadap musuh-musuh itu. Ia tidak boleh lemah sikap dan berhusnuzhan dengan menganggap mereka masih muslim.
Saya mengetahui banyak dengan pemuda yang berjihad dengan modal semangat. Saat mereka tertangkap oleh kaki tangan Thaghut, saya amat terpukul melihat para pemuda itu bersiap seolah para Thaghut itu bagian dari kaum Muslimin. Para pemuda itu mempercayai Janji-janji Thaghut dan enggan membohongi musuh-musuh Islam itu.
Para pemuda itu berlaku jujur dalam pengakuan mereka dan memberikan keterangan yang detail di hadapan kaki tangan Thaghut. Mereka menyangka bahwa para aparat itu amat belas kasihan lagi lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin. Padahal pada akhirnya para pemuda itu mendapatkan vonis yang zalim dan harus lama mendekam di penjara akibat pengakuan tersebut.
Para pemuda itu tidak mengetahui perilaku orang-orang kafir dan hukum  Allah tentang mereka. Mereka tidak tahu, di balik sikap baik yang di tunjukan para aparat, kaki tangan Thaghut itu selalu setia terhadap wali-wali mereka yang kafir dn tidak akan memelihara hubungan baik dan perjanjian dengan orang mukmin. Kebodohan para pemuda itu melenakan mereka dari tipu daya dan penghianat Thaghut terhadap mujahidin. Padahal hukum asal diri dan akhlak mereka padahal dusta dan khianat.
Ada seorang pemuda yang hafal al-qu’an dan menjadi imam di sebuah mesjid. Aparat Thaghut menagkap dirinya dan menuduhnya melakukan perbuatan pidana. Namun, pemuda itu menolak mengaku meskipun di sakiti, dipukuli dan di siksa agar ia mengakui perbuatan yang dapat membuatnya di vonis hukuman penjara yang lama. Kemudian kaki tangan Thaghut mengunakan tipu daya dan muslihat kepadanya, ia diperiksa oleh seorang penyidik yang sering shalat di masjid sebagai makmum si pemuda.
Penyidik itu memperkenalkan dirinya kepada ikhwan ini dan ia mengingatkan bahwa dia sering makmum saat shalat di masjid. Kemudian ia bersumpah kepada saudara kita ini bila ia mau mengaku dan tidak akan melimpahkan kasusnya di pengadilan.

Akhirnya ikhwan tadi mengaku kepada si penyidik karena mempercayai janjinya, padahal ketika didera siksaan yang berat ia bertahan tidk mau mengaku. Para penyidik itu berhasil memperdaya pemuda itu dengan muslihat, janji, dan sumpah dusta. Terbukti kemudian sipemuda diganjar hukuman penjara seumur hidup.
Saat di periksa si ikhwan tentu tidak menganggap kafir orang-orang jahat itu. Bisa jadi ia belum memahami metode kafirin. Jika sudah paham, shalat sipenyidik itu tidak akan berarti apa-apa baginya. Kebodohan akan realitas ini membuat seorang hafizh Al-Qur’an yang sangat dibutuhkan umat telah menjalani hukuman sepuluh tahun dipenjara, semoga Allah membebaskanya.
Saya juga mengetahui seorang pemuda yang  menemukan bom dihutan dan dia itu membawa bom itu kerumahnya. Kemudian ia memutuskan untuk menjadi ”warga negara yang baik” dan pergi melapor kekantor  polisi. Tentunya dia berbaik sangka terhadap mereka dan tidak mengafirkan mereka.
Polisi pun meminta dirinya untuk menunggu mereka dirumah dan mereka akan datang untuk mengambil bom itu satu jam berikutnya. Kurang dari satu jam mereka datang dengan sejumlah pasukan yang besar dan peralatan lengkap. Personil kepolisian,detasemen khusus, intelijen dan mobil-mobil yang dipersenjatai mengepung rumah pemuda itu. Kemudian mereka mengerebek rumah sang pemuda, menggeledah dan menagkap dia bersama bomnya.
Mereka menyidik dia dengan tuduhan memiliki bom dan bahan peledak secara ilegal. Mereka tidak mengutarakan masalah yang sebenarnya bahwa dia sendiri yang melaporkan keberadaan bom itu kepada mereka. Pihak polisi mengaku bahwa pihak intelijen dan polisi yang berhasil menemukan bom itu setelah mereka mengintai rumahnya. Mereka juga mengklaim telah melindungi masyarakat dari bahaya yang mengancam, sementara ”warga negara yang baik” itu justru di vonis dengan hukuman tujuh tahun penjara.
Ada juga pemuda lain yang hidup di Jazirah Arab. Di negerinya , para syaikh pemerintah selalu nenakut-nakuti dan melarang para pemuda mempelajari hukum-hukum takfir.mereka menyatakan bahwapengafiran terhadap pemerintah yang ada adalah sikap ghulu dalam Din dan termasuk ajaran kelompok Takfiri dan akidah Khawarij.
Akhirnya sang pemuda itu sudah tidak mau melelahkankan dirinya dalam memahami status para penguasa dan aparat mereka dalam Dinullah. Apalagi dia melihat sebagian mereka itu shalat, jusru tampak tanda hitam bekas sujud di dahi mereka.
Semangat telah mengerakan teman kita ini berfikir untuk pergi berjihad fi sabilillah memerangi Yahudi di Palestina. Dia berhasil meloloskan senjata otomatisnya dan menyebrangi perbatasan tanpa mengundang perhatian tentara Yordania yang berjaga di perbatasan Negara Israel.
Celakanya pemuda itu tidak paham bahwa tentara Yordania itu adalah penjaga dan pelindung Yahudi. Setelah setelah menyebrangi sungai dan merasa sangat kehausan, namun tidak ada air. Dia pun pun kembali kebelakang dan pergi ke pos penjagaan Yordania untuk meminta air. Dia melakukan kedunguan itu dengan tenang karena dia melihat tentara itu sedang shalat.
Setelah tentara itu menyelesaikan shalatnya dan ia melihat teman kita dengan senjata di tangannya. Ia pun menanyakan tujuan si pemuda. Dengan lugu teman kita itu mengutarakan maksudnya kepada si tentara dan dia meminta air. Tentara itu memberinya air lalu memintanya memperlihatkan senjatanya.
Sampai di sini saya teringat kecerdikan Abu Bashir RA saat ia meminta kedua orang yang menawannya untuk memperlihatkan pedang  mereka, maka ia membunuh salah satunya dan berhasil meloloskan diri dari penawanan. Adapun teman kita itu dengan lugu dan bodoh justru memberikan senjatanya kepada tentara yang shalat tadi. Kemudian kemudian tentara memanggil teman-temannya dan mereka dengan cepat menangkap teman kita ini. Kasusnya kemudian dilimpahkan ke mahkamah keamanan negara dan ia divonis tujuh tahun penjara.
Demi Allah saudara-saudara, kisah-kisah seperti ini nyata dan banyak terdengar di penjara-penjara negeri saya.
Penderitaan yang terjadi pada para pemuda muslim banyak terjadi karena mereka berbaik sangka kepada musuh-musuh Allah. Hal ini terjadi kerena tidak memahami metode orang-orang kafir, realitas makar mereka terhadap jihad, tipu muslihat mereka terhadap mujahidin, serta loyalitas mereka terhadap Thaghut.
 Padahal, para thaghut dan kaki tangannya menghalakan segala cara. Mereka boleh menggunakan jalan apa saja, baik yang mulia maupun yang tercela, untuk melumpuhkan jihad, mujahidin, dan melindungi tahta orang-orang durjana.
Pada aslinya  mereka penuh dengan kebohongan sedangkan jalan mereka adalah berkhianat dan melanggar janji.
”Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang Mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas (At-Taubah : 10) 
”Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).” (An-Nisa : 89)
”Mereka itulah musuh (yang sebenarya). Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimana mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran) ?” (Al-Munafikun : 4)
Orang yang tidak memahami ayat-ayat ini dan tidak mengetahui jalan-jalan orang kafir, maka jihad tidak membutuhkan keluguan dan kedunguan, sebagaimana jihad juga tidak butuh tambahan kegagalan dan keterpurukan.
            Barang siapa menjadikan singa sebagai elang untuk berburuh 
maka ia menjadi sasaran tipu daya singa itu. 


Ditulis Oleh        : Abu Muhamad Al-Maqdisi


Dalam Bukunya :  Mereka Mujahid tapi salah Langkah